Thursday, March 21, 2013

Helping Others

You have two hands..
One to help yourself, and the second to help others :)

Quote di atas memang terdengar sangat sederhana tetapi sungguh sangat mengena sekali. Karena pada dasarnya manusia memang makhluk sosial yang harus saling tolong menolong. Akhir-akhir ini memang saya seringkali mendapatkan "insigh" tentang makna dari helping others seperti judul yang saya buat. Sebagian besar orang memang secara sadar ketika menolong seseorang pastilah mengharapkan suatu balasan yang sama dari orang yang kita tolong. Jadi kesimpulannya adalah ketika kita menolong si A maka ada harapan bahwa suatu saat nanti kita juga akan ditolong oleh si A. Kita melupakan satu hal. Bahwasanya balasan tidak harus langsung dari si A. inilah yang sering kita sebut sebagai "diluar dugaan". Adanya over expectation sehingga membuat kita merasa kecewa dan menganggap si A tidak tahu diri dan tidak tahu balas budi itulah sumber konflik nantinya. Terlebih lagi jika pamrih itu ingin dalam bentuk uang. Semua memang selalu diukur dengan materi. Padahal jauh dari luar itu yang lebih bermakna adalah balasan dari Allah. Entah itu dari si A, si B atau si Z lainnya. Bahkan bisa jadi dalam bentuk rejeki yang datangnya tidak disangka-sangka asal muasalnya. Sungguh dahsyat bukan? itulah janji Allah meeenn.... Kebaikan sebesar biji zahrah pun akan diperhitungkan olehNya. Jadi santai aja.. Gak usah jadi hamba yang terlalu perhitungan. Matematika Allah itu lebih dahsyat dan lebih hebat diluar dugaan manusia pokoknya. So, Jangan pernah lelah saling menolong dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan apapun. Karena sesungguhnya diluar sana akan ada yang lebih hebat lagi balasannya. Pastinya kebahagiaan lah yang nanti akan kita dapat ketika menolong sesama. Kebahagiaan tidak bisa dihitung dalam bentuk uang karena ia hanya bisa dirasakan dengan hati. Just try it. . . :)

Wednesday, February 27, 2013

Memanusiakan Manusia (Part 2 )


Akhir-akhir ini memang saya agak dibuat kesal, muak, emosional, campur aduk menjadi satu. Hanya saja saya tidak ingin segala emosi negatif itu nantinya berdampak dengan pola kerja saya. Sangat heran sekali sepertinya status sosial itu benar-benar membuat banyak orang berpikir secara feodal. Ya, feodalisme sekali. zaman sudah merdeka seperti sekarang ini tapi tetap saja status sosial selalu diagung-agungkan. Dengan status sosial yang mereka sandang, gelar, jabatan membuat orang seenaknya saja memperlakukan orang lain tanpa memandang kebaikannya terdahulu. Sudah begitu banyak contoh sikap dari pribadi yang seperti itu di negeri ini. Tidak usah munafik, mungkin sebagian dari kita jika nantinya memegang kekuasaan (bisa jadi) juga akan memiliki pola pikir yang feodal. Saya saja bisa berkata seperti ini karena sampai detik ini saya masih belum merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang berkuasa atau nomor satu. Tetapi saya berjanji pada diri saya sendiri. Bahwa, hak setiap manusia itu adalah sama. Perlakuan adil itu adalah salah satu yang harus mereka terima. Adil bukan berarti sama rata dan sama rasa tetapi mendapatkan hak sesuai dengan kewajiban yang sudah dijalankan. Mengambil keputusan hanya menggunakan akal pikiran saja. Ah! sudah begitu banyak contoh orang di negeri ini yang seperti itu. embel-embel lainnya itu hanya sebatas di mulut saja toh praktik sehari-hari tidak akan pernah seperti itu.

Semoga saja, orang-orang yang terdzolimi, nantinya akan mendapatkan balasan rizki berlimpah dari Allah. Kebaikan itu nantinya akan dibalas dengan kebaikan pula. Itu adalah Janji dari Allah. Bagi orang-orang yang percaya dan beriman haruslah meyakini bahwasanya Janji Allah itu benar adanya dan pasti. Sebaliknya, bagi orang-orang yang berbuat dzolim dengan sesama maka Allah pun juga akan menmbalasnya dengan kenistaan yang pedih meskipun kedzolimannya hanya sebesar biji zahrah saja. 

Pada akhirnya saya hanya ingin hidup sederhana, berbagi dengan sesama, senantiasa berbuat baik. Meskipun hidup tidak ubahnya seperti roller coaster. Up and Down, fluktuatif, ababil atau apalah istilahnya. But, enjoys your life. Coz life not only for finding yourself but for create yourself..

*untuk seseorang yang saat ini sedang benar-benar mendapatkan ujian, bersabarlah abang bujang!*


Tuesday, February 19, 2013

Memanusiakan manusia





Judul diatas memang sedikit penuh tanda tanya. Bahkan di jaman yang serba sudah merdeka seperti sekarang ini masih saja ada manusia yang belum benar-benar di anggap sebagai kodrat manusia yang seutuhnya. Contoh sederhana saja. Jika ada di antara kita yang memiliki asisten rumah tangga di rumah atau biasa disebut sebagai pembantu, simbok, atau bibi (biasa kita memanggilnya) maka segala sesuatu pasti lah kita menggunakan jasa mereka. Bahkan untuk pekerjaan yang (mungkin) masih bisa kita kerjakan sendiri. Ya, itulah sifat manusia sekarang ini. Pemalas, terlalu bergantung dengan orang lain. Di kantor pun juga terkadang demikian. Kita masih saja malas membuang sampah ke tempat sampah (padahal letak dekat dengan meja kita). Semua diserahkan kepada petugas kebersihan di masing-masing kantor. Apa salahnya kita sedikit meringankan beban mereka dengan membuang sampah tersebut ke dalam tempat sampah? Merapikan meja kerja kita sebelum kita meninggalkan kantor. Hal tersebut memang terlihat sepele dan sederhana untuk dipraktekkan tetapi sungguh sangat berdampak besar pada petugas kebrsihan misalnya di lingkungan kantor kita. Mungkin status sosial masih sangat melekat kuat di pikiran kita. Pola pikir dan sistematika gaya berpikir feodalisme sepertinya masih kita bawa. Padahal negara ini sudah puluhan tahun merdeka dan lepas dari jaman penjajahan. Status sosial seperti halnya adanya perbedaan jabatan sehingga hal tersebut memberikan perbedaan terhadap perlakuan. Bahkan banyak sekali hal-hal terkait dengan status sosial yang sangat membuat saya risih. Di kantor misalnya, status sosial tersebut mengusik ketenangan saya yang dari dulu memang ditanamkan untuk bisa memperlakukan orang lains esuai dengan kodratnya sebagai manusia. Memang saya dilahirkan di keluarga yang serba cukup. Sejak kecil sudah terbiasa ada asisten rumah tangga di rumah. tetapi orang tua selalu mengajarkan untuk mandiri dan tidak tergantung dengan asisten rumah tangga tersebut. Maka dari itu semenjak SMP saya harus belajar mandiri dan terpisah dari orang tua. Pada dasarnya kodrat manusia itu sama di mata Allah. yang membedakan hanyalah tingkat iman dan taqwa nya saja. Lantas kenapa kita harus memperlakukan sesama dengan cara yang berbeda-beda?
Selamat merefleksikan diri sejenak, kawan :)

Saturday, February 9, 2013

My Februari

Bulan Februari memang banyak dinanti oleh sebagian besar orang karena konon bulan ini dianggap sebagai bulan yang penuh dengan cinta. Hahahaha .. tapi berbeda dengan saya. Menurut saya bulan Februari spesial karena ada ulang tahun saya, sahabat-sahabat saya dan ibu saya. Itulah spesial nya bulan Februari. Dulu jaman kuliah bulan inilah yang paling dinanti-nanti karena pasti kita akan sering sekali makan kue tart. hahahahahaha..... but, ulang tahun saya yg kmren memang cukup spesial sekali bagi saya. Karena saya merayakannya dengan keluarga baru saya disini. AAAA saya sudah 22 tahun ternyata. dengan skenario yang dahsyat dengan melibatkan kepala cabang. Amaziing sekali. paling tidak ini salah satu momen dikerjain yang spesial juga. meskipun sayangnya harapan saya sedikit pupus karena ketidakhadiran seseorang pada saat acara ulang tahun saya itu. I really happy... dan semoga di usia yang ke 22 ini membuat saya semakin matang dan dewasa dalam menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Derasanya kehidupan dan perjuangan kehidupan yang begitu dahsyatnya, Happy Birthday To Me :)

Saturday, January 19, 2013

Tentang dia

Dari judulnya sengaja saya menyebut 'dia' atau kata ganti orang ketiga. Karena memang orang ketiga itu selalu ada diantara dua orang yang ada yaitu aku dan kamu. Ya, memang untuk saat ini ada orang yang sedikit mengusik di pikiran. Huff.. saya memang mudah terusik hahahaha... Kamu juga udah tau orang itu karena aq selalu cerita segala hal yang terjadi. Ya, dia yang sekarang memang satu kantor dengan aku, dia yang hampir setiap hari bertemu, bercengkrama, bercanda, dan TULALIT. Ya, dia memang TULALIT. dan justru itulah yang selalu tidak bisa membuat saya menahan gelak tawa ketika melihat ekspresi wajahnya. Nothing special tentang dia. Toh dari keseluruhan sikap, pribadi, dan kebiasaan dia sama sekali menunjukkan bahwa dia memang bukan pria tipikal saya. Sama sekali bukan hanya saja entah apa yang ada di dalam hati ini selalu merasa senang jika berada di dekat dia dan bercanda dengan dia. Jujur saja, semangat yang ada di dalam diri ini untuk senantiasa memiliki energi positif ke kantor itu adalah karena dia. Terima Kasih ya Allah telah menjadikan dia sebagai semangatku untuk menjalani rutinitas di kantor. #dearyou.....


Wednesday, January 16, 2013

Tumbuh dan Berubah

Judul yang saya berikan diatas sangat erat sekali dengan kehidupan kita sehari-hari. Karena pada dasarnya setiap makhluk hidup pastilah tumbuh dan berubah. Namun, dalam hal ini makna dari tumbuh dan berubah bisa saja berbeda satu sama lain. Karena ada kalanya tumbuh ke arah yang lebih positif dan ada kalanya juga tumbuh ke arah yang lebih negatif. Pada dasarnya hidup seseorang adalah suatu pilihan. Akan tumbuh ke arah manakah orang tersebut, akan berubah seperti apakah orang tersebut. Jika memang tidak tumbuh dan berubah itu berarti kita "mati'. Di dalam dunia kerja sendiri, tuntutan untuk melakukan perubahan dan tumbuh ke arah yang lebih baik senantiasa terus menerus dilakukan. Jika tidak tak heran perusahaan tersebut pasti akan gulung tikar. 4 tahun mempelajari ilmu psikologi bahkan lebih spesifik lagi adalah mengenai modifikasi perilaku yakni bagaimana kita bisa mengubah perilaku kurang menguntungkan seseorang menjadi perilaku yang mampu meningkatkan performa organisasi. Hanya saja seringkali teori lebih mudah dipelajari dan dihapal jika dibandingkan dengan praktek nyatanya. Di lapangan tidaklah mudah untuk mengajak orang melakukan perubahan sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. berbagai faktor yang sudah membuat orang tersebut enggan untuk keluar dari zona nyamannya mereka karena berbagai macam kekhawatiran jika mereka harus mengambil resiko keluar dari zona nyaman mereka. tetapi menurut saya sendiri inilah tantangan besar yang memang harus dihadapi. Saya tetap ingin menjadi orang yang benar-benar bisa membantu sesama dan siap menjadi partner untuk memecahkan masalah yang ada. Hanya saja terkadang niat baik yang ada di dalam diri kita tidak diterima baik pula oleh orang lain. Sama seperti peribahasa 'dalamnya hati siapa yang tau'. Ya, memang tidak serta merta kita bisa memaksakan kehendak kepada yang lain. Bukankah setiap manusia memiliki Hak Asasi Manusia kan? hehehehe.... pelajaran berharga setiap hari selalu saya dapat di kantor ini. Semoga saya bisa mendapatkan hikmah dan banyak pelajaran dari setiap keajaiban yang diberikan oleh Allah. keep strong dan semangat ya guys! *ngomong sama diri sendiri*.

Tuesday, January 15, 2013

I'ts not easy for me

yeah.. i think that can be my feeling now.. not easy sometimes not means hard.. but now its really hard for me... terkadang sebagian besar orang senang dan ingin sekali mendapatkan suatu amanah. namun untuk sekarang ini. Hmm.. merasakan atmosfer dunia kerja yang sesungguhnya baru saya rasakan sekarang ini. Ya, saya belum pernah memiliki pengalaman bekerja sama sekali. Meskipun beberapa kali pernah merasakan magang dan part time. But, its different guys! bahkan tidak heran jika bertahun-tahun duduk di bangku kuliah, IPK tinggi pun beum tentu menjamin kesuksesan orang tersebut di dunia kerja. Yup... that's real.. Sangat tidak mudah untuk mempraktekkan segala teori yang didapat pada saat bangku kuliah.
yup.. sekarang ini begitu banyak tantangan yang saya hadapi, guys.. tidaklah mudah bertindak meskipun sudah begitu banyak orang saya mintain saran. Semakin tinggi pohon maka semakin kencang pula angin yang akan mengenainya. awalnya saya pikir bahwa secara usia saya masih belum cukup umur untuk berpikir mengenai makna kehidupan seperti sekarang ini. Ya, menimba ilmu di universitas kehidupan tidak akan ada habisnya. percayalah.. Orang hebat yang sukses bukan terlahir dan menjalani hidup dengan cara biasa tetapi ia ditempa dengan berbagai cobaan, ujian, dan kesulitan.